WACANA PENGEMBANGAN WISATA RINGAN LERENG BUKIT BARISAN
A. Jalur Wisata KPA Margapala
Mungkin orang bertanya-tanya kenapa Margapala membuat banyak sekali nama jalur di destinasi wisata yang mereka kelola dibawah POKDARWIS Wana Bhakti yang mereka bentuk bersama Perangkat Desa Kuro Tidur, Karang Taruna, Kepemudaan Dusun IV, dan para tokoh yang ada di Dusun IV Desa Kuro Tidur.Sebenarnya KPA Margapala ingin mengenalkan destinasi dengan nama yang di unggulkan pada destinasi tersebut, sebagai Branding.
1. Jalur I Kura-kura Bintang
Kura-Kura Bintang Tik Akia Photo Oleh KPA Margapala |
Dengan nama itu KPA Margapala berharap semua orang tau, bahwa pada julur I KPA Margapala sangat menekankan bahwa disana ada sang Kura-kura Bintang yang dilindungi oleh UU dan dinyatakan hampir punah dengan kondisi 'Red' menurut organisasi perlindungan Flora dan Fauna Internasional.
Silahkan berkunjung dengan bijak, tujuan utama jalur ini adalah ke Curug Tik Akia yang juga menyuguhkan kebun pisang hutan, pulau Rafflesia, dan sebagainya. Namun jangan lupa, ada sebuah rawa yang dilintasi dan merupakan habitat Kura-kura bintang ini.
Namun secara keseluruhan, aliran sungai Tik Akia adalah tempat bagi kura-kura mungil yang imut, lucu, dan menyedihkan..!!!.
KPA MArgapala berharap dengan menamakan jalur I ini dengan nama penghuninya yang dinyatakan langka, agar pengunjung mengetahui di sini merupakan rumah bagi Kura-kura Bintang.
Tidak ada tempat yang lebih baik selain di rumah, dan kita sebagai manusia sudah seharusnya menghormatinya sebagai pemilik wilayah, dan kita bukan datang untuk menjajah wilayahnya.
2. Jalur II Selendang Pertapa
Yang menjadi tujuan di jalur II KPA Margapala adalah Curug Tik Baes, dan ternyata Tik Baes memiliki cerita rakyat, yang mengisahkan tentang pembuatan sungai Tik Baes hingga menjadi seperti sekarang ini.
Legenda itu sungguh menarik untuk di dijadikan edukasi tentang budaya daerah yang semakin hari semakin tergerus hingga saat ini, orang rejang sebagai pemangku tanah adat budayanya saja sudah jarang sekali melihat bagaimana budaya mereka yang sebenarnya.
Apalagi cerita rakyat, semua orang sudah tidak punya waktu untuk mendengar cerita masa lampau yang terkesan mitos.
Dengan nama jalur Selendang Pertapa, KPA Margapala berharap ada orang-orang yang kritis bertanya mengapa dinamakan demikian, sehingga KPA Margapala berkesempatan bercerita tentang legenda Tik Baes.
Sampai saat ini pun, KPA Margapala masih terus menggali potensi yang ada di Tik baes. Terutama legendanya yang terputus, dikarenakan datuk ketua adat (alm) Sayuti telah meninggal dunia sebelum selesai menceritakan kisahnya hingga tuntas. Semoga Allah melapangkan kuburnya diterima semua amalannya, dan dijauhkan dari siksa kubur. Aamiin..
3. Jalur III Puspa
Jalur III Puspa, sebenarnya cukup mengindikasikan bahwa jalur III KPA Margapala ini mengarah ke CRM, Cagar Rafflesia Margapala. Namun, dari nama itu sebenarnya KPA Margapala ingin lebih menekankan bahwa ada 'puspa langka' di jalur itu.
CRM memiliki 3 spot habitat rafflesia di dalam kawasan dengan luasan lebih kurang 0,25 HA. Namun bukan hanya disana Rafflesia tumbuh, namun hampir di semua kawasan itu tetrastigma (Inang Rafflesia) tumbuh menjalar kemana-mana.
Dan dengan memotong inang tersebut..
Berkunjunglah dengan Bijak..!!!
Komentar
Posting Komentar