KPA Margapala, Dedikasi Perjuangan Pariwisata Kemasyarakatan

Artikel ini merupakan sambungan dari artikel sebelumnya yaitu KPA Margapala, Tentang Dedikasi Pelopor Pariwisata Kemasyarakatan yang memperkenalkan KPA Margapala secara garis besar. IB sangat menyarankan untuk membaca artikel tersebut bila sahabat IB belum mengenal KPA Margapala.

IDEOLOGI PARIWISATA KEMASYARAKATAN KPA MARGAPALA

Sumber KPA Margapala file dokumen
Memories story ekspedition Tik Baes chapter one KPA Margapala
Pariwisata merupakan usaha yang sangat potensial untuk pemberdayaan masyarakat, karena melalui pariwisata dapat meningkatkan berbagai aspek dasar kebutuhan berbangsa dan bernegara. (Maaf kalau kata-katanya terlalu tinggi)

Namun opini KPA Margapala tersebut bukan tanpa alasan, karena dengan menggiatkan pariwisata berarti juga menggerakkan aspek-aspek yang sangat krusial seperti:

Perdagangan, Kerajinan, Transportasi, Komunikasi, Publikasi, Edukasi, Seni dan Budaya, Moralitas, Keamanan, dan Jasa secara umum.

Yang kesemuanya itu akan sangat berdampak nyata kepada peningkatan perekonomian masyarakat secara luas, baik sebagai daerah tujuan wisata, maupun daerah-daerah yang menjadi persinggahan wisatawan dan tentunya akan berdampak juga kepada daerah-daerah yang menjadi perlintasan wisatawan.

Bagaimana menurut sahabat IB, apa ide KPA Margapala tersebut masuk akal ?

IB sangat setuju, karena wisatawan pasti membutuhkan perbekalan yang tidak semuanya dapat mereka siapkan dari rumah, sehingga beberapa kebutuhan hanya dapat mereka dapatkan dari luar rumah, sehingga perdagangan kebutuhan wisatawan cenderung meningkat.

Sebagian besar wisatawan juga sangat memikirkan souvenir baik sebagai kenangan ataupun oleh-oleh. Sehingga para pengrajin memiliki tempat yang sangat luas bila suatu daerah memiliki tujuan wisata. Selain memburu souvenir, beberapa wisatawan tak jarang juga mencari makanan khas daerah yang dikunjunginya, sehingga juga memberi ruang bagi industri keluarga yang membidangi kuliner.

Wisata juga menggeliatkan transportasi, baik mobilisasi wisatawan, dan mobilisasi logistik kebutuhan wisatawan. Dan tentu saja kemudian bidang transportasi juga membutuhkan pelayanan-pelayanan demi kelancarannya, mulai dari ketersediaan jasa angkutan, jasa servis kendaraan, bahan bakar, penginapan dan lain sebagainya.

Penyedia layanan komunikasi juga pastinya mendapatkan keuntungan dari wisata, apalagi di era gadget sekarang ini, sebagian besar wisatawan lebih memilih menyimpan kenangannya di jaringan internet dari pada memenuhi memori handphonenya.

Selain itu, komunikasi dewasa ini juga tumbuh pesat karena sebelum memutuskan hendak kemana, wisatawan tentu saja mencari informasi-informasi yang dapat mempengaruhi keputusannya.

Dengan jumlah kunjungan yang tinggi ke suatu destinasi wisata, tentu saja akan memberi peluang bagi penyedia layanan dan perusahaan untuk mensosialisasikan layanannya. Bahkan pemerintah pun dapat menyampaikan berbagai informasi kepada publik pengunjung destinasi tersebut. Baik berupa iklan, berupa pemberitahuan langsung, atau juga dengan memanfaatkan metode kampanye lainya.

Edukasi, seni dan budaya juga dapat dikembangkan oleh destinasi wisata, dan destinasi tersebut juga dapat lebih berkembang dengan adanya edukasi, seni dan budaya yang ditampilkan.

Moralitas dan keamanan tentu saja harus sangat dijaga oleh masyarakat baik yang secara tidak langsung mengambil manfaat dari destinasi wisata tujuan, terlebih lagi bagi yang mengambil manfaat langsung. Karena bila wisatawan merasa risih, bukan tidak mungkin ia kemudian enggan kembali, dan menceritakan pengalamannya yang tidak mengenakkan kepada orang lain dengan berbagai cara dan kemungkinan.

Wisata juga pasti memerlukan dukungan dari banyak jasa, seperti tourgaet, bengkel, tambal ban, permainan dan sebagainya. Termasuk juga parkir, penitipan, MCK, dan lain-lain.

KENAPA BERBASIS KEMASYARAKATAN ?

Karena bila berbasis perusahaan, akan mengurangi kesempatan bagi masyarakat luas. Dan terkadang yang menjadi ironi adalah ketika warga di sekitar objek wisata malah menjadi penonton karena ruang gerak mereka dibatasi oleh kebijakan perusahaan yang tentu saja hanya mempekerjakan karyawannya yang profesional.

Dengan pemikiran-pemikiran kecil itu kemudian KPA Margapala memulai misinya dengan mengumpulkan data nama-nama tempat yang mungkin layak menjadi destinasi wisata unggulan Desa Kuro Tidur khususnya.

Data destinasi yang terkumpul saat itu antara lain:

  01. DAM Air Lais
  11. Rafflesia
  02. Curug Tik Akia 1
  12. Kura-Kura Bintang
  03. Curug Tik Akia 2
  13. Amorphophallus
  04. Curug Tik Tidin
  14. Benteng Inggris
  05. Curug Tik Baes
  15. Datar Lebar
  06. Curug Tik Dien

  07. Curug Belinau

  08. Goa Bulan Besanding

  09. Batu Gedung

  10. Curug Tik Slising

Sumber: File Dokumen KPA Margapala


Namun dari daftar tersebut hingga akhir tahun 2018, destinasi wisata yang telah dibuka untuk pengunjung adalah Curug Tik Baes, Curug Tik Dien dan Cagar Rafflesia Margapala. Sedangkan DAM Air Lais memang selalu terbuka untuk umum dan belum terkelola dengan baik.

1. CURUG TIK AKIA

Ekspedisi KPA Margapala kemudian dilaksanakan untuk memastikan keberadaan semua destinasi yang terhimpun. KPA Margapala memulainya dari Curug Tik Akia.

Namun dari kajian KPA Margapala, Curug Tik Akia membutuhkan banyak sekali persiapan agar layak menjadi tujuan wisata. Mulai dari jalan, dan lokasinya yang masih sangat rawan apabila terjadi banjir secara tiba-tiba. Setelah mempertimbangkan beberapa kendala lainnya, KPA Margapala melarang upload gambar curug Tik Akia ke internet.

Sebenarnya curug Tik Akia memiliki potensi tersendiri, diantaranya kebun pisang hutan, rawa habitat Kura-kura Bintang, Air yang masuk batu dan mengalir entah kemana, selain spot utamanya air terjun yang memiliki ketinggian lebih kurang 22 meter.

Ekspedisi Tik Akia baru KPA Margapala lakukan satu kali itu saja dengan tujuan Curug Tik Akia 1, Lalu entah kenapa ekspedisi tidak pernah dilanjutkan ke destinasi Tik Akia lainnya yang juga mungkin memiliki pesona tersendiri.

Sebut saja Curug Tik Akia 2 yang konon hampir mirip seperti Kokoi, atau pulau rafflesia yang terdengar unik. Sayangnya, mungkin KPA Margapala memang tidak akan melanjutkan penjelajahannya ke arah sini.

Ekspedisi Tik Akia #1
Ketua; Canggih Prasetya
Navigasi; Nurdin
Logistik; Riswan
Anggota

  1. Rozi Ranawan
  2. Rya
  3. Riskoni

2. CAGAR RAFFLESIA MARGAPALA ( CRM )

Cagar Rafflesia Margapala - Rafflesia gantung
Cagar Rafflesia Margapala (CRM) - Rafflesia Gantung
Sekembalinya KPA Margapala dari ekspedisi curug Tik Akia, dan kembali bergiat mengumpulkan informasi mengenai apa saja potensi yang ada di Desa Kuro Tidur, seorang warga memberikan informasi tentang temuannya, yaitu bunga rafflesia yang mekar tergantung di dekat kebunnya.

Tidak membuang waktu, sekretaris KPA Margapala, Nurdin, langsung mengecek lokasi keberadaan puspa kebanggaan Provinsi Bengkulu tersebut.

Dua hari kemudian KPA Margapala secara resmi berkunjung dan melakukan pendekatan kepada warga penggarap di sekitar lokasi temuan sembari menyampaikan bahwa Bunga Rafflesia merupakan puspa langka yang dilindungi di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Photo-photo selfie bersama rafflesia kemudian di upload ke media sosial.

Seminggu kemudian, KPA Margapala mendapatkan komitmen dari penggarap di sekitar lokasi, bahwa mereka siap menjaga kawasan lebih kurang 0,25 HA tersebut sebagai habitat rafflesia.

Lalu sebagai arsip dokumen KPA Margapala, habitat rafflesia tersebut diberi nama Cagar Rafflesia Margapala dengan singkatan CRM.

Melihat antusias dukungan warganet saat itu, KPA Margapala kemudian melaporkan keberadaan puspa tersebut ke dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Bengkulu Utara. Dalam kesempatan itu, KPA Margapala bersama ketua karang taruna mendapat penjelasan mengenai pengelolaan wisata program pemerintah melalui kelompok sadar wisata.

Namun karena saat itu KPA Margapala belum memiliki destinasi yang bisa dijadikan tujuan wisata, sehingga KPA Margapala dan karang taruna juga belum merasa perlu untuk membentuk kelompok sadar wisata (POKDARWIS).

Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) KPA Margapala baru kemudian dibentuk setelah ekspedisi curug Tik Baes.

3. CURUG TIK BAES

Perjalanan yang mereka sebut Ekspedisi KPA Margapala yang paling berkesan adalah saat menjalankan misi Exploration Tik Baes chapter one.

Kenapa paling berkesan ?

Karena nyasar, kemudian mendaki tebing yang sangat aduhai. Hampir mirip Hill Climbing Racing seperti di game android, cuma tidak melakukan rolling on the air. Hampir semua semua sepeda motor padam sehingga harus didorong, kecuali satu, motor bermesin Honda Win yang emang bandel ternyata.

Walau rodanya tidak siap untuk medan tanah mendaki, tapi dengan santai Ia berhasil melewati peserta lainnya dengan keyakinan. Sayang tidak ada apresiasi buat pengendaranya, Yoshua Angga Putra yang sekarang menjadi security di salah satu perusahaan di Jakarta.

Motor mereka tinggalkan di atas tebing pertama, karena tebing berikutnya lebih parah dari tebing sebelumnya, perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki.

Bagian navigasi darat yang memegang GPS dan kompas, Agus Heriyanto, menyadari kesasar setelah kembali melihat sket situasi yang dibuat Kadun IV Desa Kuro Tidur, Mang Iwang (Emang berantakan banget tu sket).

Ketua tim ekspedisi kemudian menyatakan point setelah musyawarah kecil perjalanan dilanjutkan dengan blasakan menembus belantara, sesuai kesepakatan.

Sebuah batang sungai ditemukan, setelah yakin itulah sungai Tik Baes, tim kemudian berjalan ke arah hulu hingga menemukan curug Gergah dan makan siang di sana.

Sebenarnya Agus sudah memperingatkan ketua tim, Heri Purnawan, untuk berjalan ke hilir sungai karena Ia tidak menemukan seekor ikan kecil pun di sungai yang mereka temui itu. Namun Ketua tim meyakinkan, nanti mereka akan ke hilir setelah ke hulu.

Benar saja, saat mereka kembali menghiliri sungai, mereka menemukan dua tingkat curug Tik Baes yang eksotis. Yang kemudian pada rapat pimpinan KPA Margapala malam harinya dinyatakan layak sebagai wisata keluarga.

Karena sudah memiliki destinasi wisata yang akan dikelola, KPA Margapala kemudian mengundang perangkat dusun IV desa Kuro Tidur, Tokoh Masyarakat, Kepemudaan 'Tunas Harapan' dusun IV dan undangan dinyatakan terbuka untuk umum. Ketua karang taruna 'Beringin Jayo' Desa Kuro Tidur juga hadir dalam pertemuan itu.

Pertemuan malam itu untuk membentuk Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) sebagaimana yang telah disarankan oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Bengkulu Utara.

Acara kekeluargaan malam itu diawali dengan menampilkan gambar dan video yang sempat diabadikan oleh Tim Ekspedisi, kemudian pemaparan maksud undangan, dilanjutkan dengan pembentukan POKDARWIS.

Terpilihlah nama POKDARWIS Wana Bhakti sebagai penanggung jawab kegiatan wisata KPA Margapala.

Setelah malam itu, ekspedisi dan eksplorasi Tik Baes dilaksanakan secara kontinu dengan berbagai agenda agar Tik Baes benar-benar siap menerima kunjungan wisatawan. Mulai dari kebersihan, pemasangan Marka, pencarian jalan tersingkat, metode keselamatan, dan sebagainya.

Tercatat, KPA Margapala telah melaksanakan 14 kali "Ekspedition and Explore Tik Baes" sebelum launching destinasi Tik Baes dilaksanakan di akhir tahun 2015. Benar-benar perjuangan.

Sehingga dalam sebuah postingan di account Facebook resmi KPA Margapala, para pioneer KPA Margapala mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah turut meramaikan Launching Tik Baes yang dilaksanakan pada 28 Desember 2015.

Terima kasih kepada Sahabat-Sahabat KPA Margapala sehingga Launching Wisata Tik Baes hari ini berjalan lancar,

1. Ibu-ibu PKK Melur dusun IV Desa Kuro Tidur,
2. SMA 01 Padang Jaya
3. SMK 1 Arga Makmur
4. SMK 2 Arga Makmur
5. SMK Padang jaya
6. SMA 1 Arga Makmur
7. SMA 2 Arga Makmur
8. MAN Model Arga Makmur
9. Dan adik-adik Siswa/i SMP se - Kabupaten Bengkulu Utara yang telah turut serta meramaikan launching wisata kita.

Spesial Terima Kasih kepada Palang Merah Indonesia yang telah mensupport KPA Margapala sejak awal perjuangan.

Saat ini diketahui bahwa destinasi wisata keluarga Tik Baes memiliki beberapa spot yaitu:

  1. Curug Bidadari
  2. Curug Mencegan
  3. Curug Selendang Pertapa
  4. Curug Nyeluang
  5. Spot Raflesia Bintang Gerbang Rimba
  6. Spot Raflesia Bintang Butau Berniat
  7. Spot Raflesia Tik baes, dan
  8. Kolam Cinta

Pencatat Sejarah Ekspedition Tik Baes Chapter One KPA Margapala

1. Ketua; Heri purnawan
2. Navigasi; Agus Heriyanto
3. Logistik; Komeng
4. Anggota;

  1. Rya,
  2. Noerdin,
  3. Rhiyan,
  4. Rozi Ranawan,
  5. Riskoni,
  6. Yoshua Angga Putra.

4. CURUG TIK DIEN

Curug Tik Dien di launching sebagai salah satu destinasi di Wisata Ringan Lereng Bukit Barisan pada tanggal 06 Mei 2016 beberapa hari sebelum WRLBB ditutup oleh Pemerintah Desa dan BPD Desa Kuro Tidur.

Tercatat 7 kali ekspedisi KPA Margapala untuk Tik Dien, namun catatan perjalanan Ekspedisi telah ludes terbakar bersama musibah kebakaran ketua KPA Margapala diawal tahun 2017.

Jadi mohon maaf bila IB tidak bisa menceritakan tentang perjalanan mereka saat mengeksplor curug Tik Dien yang pertama kali.

Namun hujan di hutan tropis yang menjadi saksi saat mereka menemukan curug Kembar Tik Dien dan Curug Tirai Embun Tik Dien serta spot Rhizanthes Deceptor Tik Dien.

Perjalanan mereka juga berhasil menemukan anggrek Mahkota Peri. Sebenarnya mereka juga sempat menemukan bangkai 'Jegau' binatang hutan endemik sih sebenarnya, namun sayang tidak bisa mereka abadikan karena handphone mereka lowbat.

Spot-spot yang ada di Curug Tik Dien

  1. Curug Kembar,
  2. Curug Tirai Embun,
  3. Spot Rafflesia Bintang, dan
  4. Goa Kaming Uten.

Tim Ekspedisi Tik Dien KPA Margapala

- Iwang - Canggih Prasetya - Yoshua Angga Putra - Nurdin - Heri purnawan - Riskoni -
- M. Adhi Subhi - Riskoni - Rhiyan - Dandi Pratama -

5. GOA BULAN BERSANDING

Ekspedisi pencarian Goa Bulan Besanding baru dilakukan KPA Margapala 1 kali. Ekspedisi ini bekerja sama dengan KPA Rafapala yang mengirim 4 orang anggotanya yang dipimpin langsung oleh ketua KPA Rafapala. Sayang, ekspedisi kala itu belum berhasil menemukan lokasi Goa Bulan Besanding.

5. DAM AIR LAIS

Model adalah Kheysa Vani Vinanggih, Calon Menteri Pariwisata Indonesia
Dam Air Desa Kuro Tidur, Arga Makmur, Bengkulu Utara.
Model: Khey Calon Menteri Pariwisata Masa Depan
Bendungan DAM air lais ini didirikan pada zaman orde baru untuk mengairi 6000 HA sawah program transmigrasi pemerintah NKRI saat itu.

Diresmikan oleh wakil presiden bapak Adam Malik pada tahun 1982 sebagaimana tertulis pada batu prasasti penyokong patung tani yang menjadi Icon bendungan terbesar di kecamatan Kota Arga Makmur tersebut.

KPA Margapala telah berusaha untuk menjadikan bendungan ini sebagai salah satu tujuan wisata di Kabupaten Bengkulu Utara, diantara yang telah mereka usahakan adalah membuat tempat selfie, membuat kebun bunga, dan membuat vlog. Namun belum mendapat antusiasme warga, mungkin karena jalan menuju kesana yang ancur-ancuran kali yah..

Tapi bila sedang ada perayaan hari besar islam, dari dulu banget bendungan ini telah hadir sebagai salah satu tempat silaturahmi. Terutama saat Idul fitri.


Nah,,
itulah cerita IB kali ini, semoga perjuangan KPA Margapala dapat menginspirasi pelopor-pelopor di luar sana yang bingung karena merasa sendirian. Tidak..!!!

Kalian punya banyak teman di sini, di lereng bukit barisan, KPA Margapala namanya. Dan mereka sangat ingin bertemu dengan orang-orang yang juga memiliki perjuangan yang sama dengan mereka.

KPA Margapala
Dusun IV DAM Air Lais Desa Kuro Tidur
Kecamatan Kota Arga Makmur Kabupaten Bengkulu Utara
Provinsi Bengkulu, 38651


Komentar