Berikut ini terjemahan bebas dari Serambeak Sutan Messin dalam cerita legenda Tik Baes
TERJEMAHAN BEBAS:
Serambeak Sutan Messin
Bagaimana hendak melihat ke kedalaman di balik air
Seperti aku hendak menyibak pohon pakis
Menjadi jalan aturan arah rencana,
Cobalah pegang kalau kau terpegang
Dari ujung ke ujung selendang putih (yang) ber-inti
Cobalah bila kau ingin mencobanya
Antarkanlah ke hatiku yang telah mati rasa
Tak ada tujuan (Tapi mungkin) ada harapan
Nyawa terkurung tertimbun abu
Bagaimana cara mencari hingga bertemu ‘amau’ (bahan membuat rumah)
Bawalah pulang dan tentukan ukurannya
Sehasta dua (hasta) berapa butuh pendeknya
Selangkah dua (langkah) berapa mau panjangnya
Tidaklah tau (apalah maksud) undangan panggilan saja
Tidakkan selesai tidakkan akan memuaskan
Tarik tangannya, (jangan) tunggu dia sampai kedalam pelukan
Sekarang aku telah tau apalah jadinya aku bila kau tak ada disini
Janganlah kau tinggalkan aku
Semaumu kesana kemari tidaklah akan memuaskan
Tiup tengkukku, hapuslah air matakuBila rasa kau masih bimbang
Langit diatas kuminta menjadi saksi agar kau ditentukan
Seperti pepatah bertanya tujuan kemana laba-laba air menuju
Saat Sutan ‘messin’ (kata-katanya menjadi kenyataan) patah hati karena kesombongan pujaan hati
Tiga pagi mandi di sungai (unen: pemandian umum di sungai) silih berganti laba-laba air yang ditemuinya
Bertanyalah kemana tujuan barisan Laba-Laba Air itu dalam hatinya
Oi Laba-laba Air,
hendak kemana engkau Laba-laba Air
Hendak naik ke hulu sungai untuk mengambil hatinya air
Untuk apa hati air oi laba-laba air oi
Untuk obat pendingin hati sang pujaan hati
Jiwanya sudah ku padamkan,
hatinya sudah kutekankan,
lidahnya sudah kupatahkan,
Berdetak kenalah dihati,
Kena (tulang) selangka tiga puluh tiga,
Kena (pula) sifatnya empat puluh empat.
Serambeak Sutan Messin
Bagaimana hendak melihat ke kedalaman di balik air
Seperti aku hendak menyibak pohon pakis
Menjadi jalan aturan arah rencana,
Cobalah pegang kalau kau terpegang
Dari ujung ke ujung selendang putih (yang) ber-inti
Cobalah bila kau ingin mencobanya
Antarkanlah ke hatiku yang telah mati rasa
Tak ada tujuan (Tapi mungkin) ada harapan
Nyawa terkurung tertimbun abu
Bagaimana cara mencari hingga bertemu ‘amau’ (bahan membuat rumah)
Bawalah pulang dan tentukan ukurannya
Sehasta dua (hasta) berapa butuh pendeknya
Selangkah dua (langkah) berapa mau panjangnya
Tidaklah tau (apalah maksud) undangan panggilan saja
Tidakkan selesai tidakkan akan memuaskan
Tarik tangannya, (jangan) tunggu dia sampai kedalam pelukan
Sekarang aku telah tau apalah jadinya aku bila kau tak ada disini
Janganlah kau tinggalkan aku
Semaumu kesana kemari tidaklah akan memuaskan
Tiup tengkukku, hapuslah air matakuBila rasa kau masih bimbang
Langit diatas kuminta menjadi saksi agar kau ditentukan
Seperti pepatah bertanya tujuan kemana laba-laba air menuju
Saat Sutan ‘messin’ (kata-katanya menjadi kenyataan) patah hati karena kesombongan pujaan hati
Tiga pagi mandi di sungai (unen: pemandian umum di sungai) silih berganti laba-laba air yang ditemuinya
Bertanyalah kemana tujuan barisan Laba-Laba Air itu dalam hatinya
Oi Laba-laba Air,
hendak kemana engkau Laba-laba Air
Hendak naik ke hulu sungai untuk mengambil hatinya air
Untuk apa hati air oi laba-laba air oi
Untuk obat pendingin hati sang pujaan hati
Jiwanya sudah ku padamkan,
hatinya sudah kutekankan,
lidahnya sudah kupatahkan,
Berdetak kenalah dihati,
Kena (tulang) selangka tiga puluh tiga,
Kena (pula) sifatnya empat puluh empat.
Ibu Camat Beserta Pioneer KPA Margapala, Ibu PKK, dan Pengurus Organisasi Kepemudaan Karang Taruna 'Beringin Jayo' Desa Kuro Tidur |
Komentar
Posting Komentar